Tokyo (AFP/ANTARA) - Jepang berduka pada Selasa terkait
korban tewas terbesar di tangan para militan sejak 9/11 saat
pembantaian di Aljazair memicu pencarian jiwa bagi orang yang relatif
kebal dari teror kelompok Islam garis keras.
Media mengabarkan bahwa tujuh warga negara Jepang tewas dalam krisis
penyanderaan Aljazair, dan harian bisnis Nikkei menggambarkan kemarahan
Jepang sangat “besar”.
Tiga warga Jepang lainnya masih belum diketahui
nasibnya, setelah kelompok Islam garis keras bersenjata berat menguasai
kompleks gas di gurun selama empat hari sebelum sebagian besar terbunuh
oleh pasukan keamanan Aljazair. Sedikitnya 37 sandera asing tewas dalam
pertempuran itu.
Sebuah pesawat pemerintah akan berangkat dari Jepang pada Selasa malam menuju Aljazair. Diperkirakan pesawat tersebut akan kembali pada Kamis membawa korban selamat dan jasad mereka yang terbunuh, semuanya merupakan karyawan atau kontraktor bagi perusahaan konstruksi Jepang JGC.
Sebuah pesawat pemerintah akan berangkat dari Jepang pada Selasa malam menuju Aljazair. Diperkirakan pesawat tersebut akan kembali pada Kamis membawa korban selamat dan jasad mereka yang terbunuh, semuanya merupakan karyawan atau kontraktor bagi perusahaan konstruksi Jepang JGC.
“Kami kehilangan banyak karyawan hebat. Saya tidak
bisa menemukan kata yang tepat,” tutur juru bicara JGC Takeshi Endo saat
dia menangis. “Kesedihan ini tak bisa ditahan.”
Lihat juga:
Warga Rumania yang Tewas di Aljazair Dibawa Pulang
Jumlah korban tewas dalam teror di Aljazair merupakan yang tertinggi
bagi Jepang sejak kelompok Islam garis keras menabrakkan pesawat
penumpang ke Menara Kembar New York, menewaskan lebih dari 2.700 orang,
termasuk 24 warga negara Jepang.(ac/da)Lihat juga:
Warga Rumania yang Tewas di Aljazair Dibawa Pulang
0 comments:
Posting Komentar